Wednesday, April 28, 2010

Just Ordinary Day

Hari ini kita coba kembali dengan melakukan perhitungan sederhana turbin uap dengan sigle stage dan two row. Kemarin baru saja ditemukan permasalahan bahwa meskipun sudah memiliki excel sebagai alat bantu untuk mengukur namun tetap saja, diperlukan diagram segitiga kecepatan untuk melakukan perhitungan. Karena hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan dengan menggunakan excel tidak sempurna. Excel tidak bisa memperhitungan hingga kuadran ke 2,3 atau 4. Sehingga hasilnya menjadi salah.  Jadi kita mulai lagi......

Datar banget yah, tulisan hari ini. Nggak ada ide eui.....hehehe

Andrey
Bandung, 28 April 2010

Thursday, April 15, 2010

Anglais Article

15 April 2010

Untuk bisa memulai mendapatkan uang harus menelurkan minimal 10 artikel dalam sehari. Okelah kalau itu dibuat dalam bahasa Indonesia, akan tetapi ini dalam bahasa Inggris. Damn..... Bukannya tidak bisa, tapi ketika mau memulai. Dalam waktu 2 jam hanya duduk terdiam dan tidak ada ide yang keluar. Berbeda ketika dibuat dalam bahasa indonesia, hanya dalam waktu 5 menit langsung terbuat beberapa kalimat. Dan dalam waktu 30 Menit lengkap sudah 1 buat artikel dengan panjang 1 halaman word. Kebayang kalau dibuat dalam bahasa Perancis, pasti sudah duduk terdiam nggak mengerti apa yang akan diketik. Jangankan diketik mencari kosakatanya saja sudah susah. hehehe.

Rasanya memang ini harus dipaksa, kalau tidak gimana saya bisa mengikuti test TOEFL atau IELTS. Yang notabene harus membuat artikel dalam waktu 20 menit sebanyak 200 kata. So kita mulai dengan target hari ini dengan membuat artikel. Selain itu kita coba dengan belajar mereview apa yang sudah dipelajari hari ini dalam bentuk membuat artikel dan dicoba dalam berbahasa Inggris.

Friday, April 09, 2010

Its Easy To Think Than To Do It

Hanya untuk beberapa saat menyempatkan diri untuk menulis sebuah cerita ternyata tidak mudah. Selalu saja ada halangan malas dan lain-lain yang menyebabkan malas untuk mengetukan jari di atas papan ketik. Memang kalau sedang berandai-andai sangat menyenangkan untuk bisa selalu mengupload cerita ataupun gambar. Walaupun kenyataannya tidaklah sesederhana itu. Dari masalah bandwidth, hingga sudah terlalu letih untuk melakukan aktivitas. Anyway itulah realita hari ini lebih mudah untuk berkhayal daripada mengerjakan. Ayo tetap semangat.

Bandung, 9 April 2010

Tuesday, February 02, 2010

Here, There And Everywhere

Sebagai seorang prajurit tidak bisa untuk memilih tugas, terkadang ketika kita senang menjadi seorang tentara perang kemudian kita malah dimasukkan menjadi seorang officer yang hanya mengurus administrasi. Begitu pula menjadi seorang pegawai, terkadang yang ada hanya bisa memilih mengikuti apa kata komandan atau mengundurkan diri. Intisarinya cuma satu, ketika anda digaji maka kerjakanlah dengan sebaik mungkin. Walaupun anda tidak menyenanginya...

02 feb 2010

Monday, December 24, 2007

Bali SUCK's but so beautifullllllllllllllllll

2nd day in Bali...

Tidak ada yang lebih menyebalkan dari Bali di tanggal 24 Desember ini. Coba bayangkan jauh-jauh menyeberang pulau hanya untuk melihat hujan yang menyiram pulau. Termenung manis sambil sedikit mengutuk kenapa pulau yang indah ini harus disiram hujan saat gue sedang berlibur panjang. Mungkin kalau dewa-dewa di pulau Bali ini bisa berkomentar dia hanya menyeletuk sederhana, "siapa suruh datang ke Pulau Bali saat kami sedang menyirami Bali dengan kesuburan." Alhasil sesi foto-foto di hari kedua ini berantakan semua. Yah, sempat sih untuk mengunjungi museum Antonio Blanco di Ubud. Itu pun setelah tour guide memaksakan pergi dengan mengunakan motor keramatnya.


Berangkat dari kota Denpasar di pukul 3 sore hari hanya memerlukan waktu 30 menit saja untuk mendarat di Ubud dengan menggunakan sepeda motor. Memang diperlukan sedikit jiwa pembalap seperti teman saya ini. Meliak -liuk di tengah keramaian orang baik yang menuju dan pulang dari Ubud. Ini merupakan salah satu kota seniman lukisan di Bali. Hampir sepanjang jalan di Ubud menjual lukisan yang umumnya memanjang kemolekan tubuh wanita. Kekaguman saya adalah ekspresi mereka terhadap keindahan manusia tanpa sedikit pun terkesan erotis. Ini mungkin salah satu yang dibawa oleh Antonio Blanco terhadap para pelukis di Bali.

Masih di seputaran Ubud dalam perjalanan pulang menuju Sanur, terdapat istana raja Ubud. Inilah yang membedakan Bali dengan keraton Jogja atau Solo, mereka sudah tidak ada raja yang memerintah. Namun sisa-sisa bangunan kerajaan masih tetap dipelihara. Bahkan latihan untuk memainkan gamelan bali tetap mereka lakukan. Saya melihat dimana sebagian besar rakyat Indonesia mulai meninggalkan jati diri kebudayaannya namun Bali tetap eksis dengan kebudayaannya. Sehingga bangsa di dunia tetap mengenal Bali dengan apa adanya.

Mundur ke hari pertama saya berkeliling Bali, hadangan tidak separah hari kedua hanya gumpalan awan tebal yang menyelimuti Bali. Praktis harapan adanya langit biru punah sudah. Fatalnya patung kebanggaan rakyat Bali garapan I Nyoman Nuarta hilang kewibawaannya di tangan kamera saya. Belum lagi kumpulan orang-orang yang bergerombol ingin berfoto bersama Garuda Wisnu Kencana (GWK). Alhasil obyek yang semestinya mudah diambil jadi sangat sulit.

Meskipun pada akhirnya patung yang berlokasi 40 km dari Denpasar dan lebih tepatnya di Nusa Dua tapi kepuasaan untuk memotret GWK dengan latar langit biru jadi sia-sia. Akhirnya kami foto keluarga saja dengan latar tebing-tebing tajam yang berada di sekeliling GWK dan siap untuk diukir tahap selanjutnya. Sayang prosesnya sedang tersendat, entah menunggu dana atau sedang mencari penyandang dana selanjutnya. Seperti yang terlihat di latar.



Kekecewaan ini dibayar kontan di lokasi berikutnya, ULUWATU. Ini merupakan salah satu surganya surfer. Untuk menuju lokasi ini para surfer harus berjalan turun kira-kira 100m, namun kalau prediksi saya ketinggiannya bisa mencapai 30 meter. Namun begitu mencapai bibir pantai, pandangan saya terpana dengan indahnya karang-karang yang menutupi pantai. Bahkan karang ini hampir menutupi keseluruhan pantai hanya menyisakan sebagian kecil dari pantai yang merupakan akses untuk masuk dan keluar laut.


Hasil dari Uluwatu ini malam niatnya untuk memposting gambar dan tulisan pun sirna akibat kelelahan menaiki tangga Uluwatu. Namun jangan salah Uluwatu yang saya maksud bukan Pura yang ada di Uluwatu. Ini merupakan salah satu spot di Bali yang langka. Hampir belum ada hotel bintang yang menyentuh lokasi ini. Sehingga keindahannya masih terlihat alami. Cuma buat yang tidak tahan dengan bau air seni manusia, sebaiknya jangan turun. Baunya cukup menyengat akibat cahaya matahari yang tidak menembus dinding karang.

Untuk menempuh Bali lewat jalur darat menggunakan bus Pahala Kencana diperlukan waktu 28 jam. Berangkat dari Jakarta (Rawamangun) jam 4 Sore waktu Jakarta mendarat di Bali (Terminal Ubung) jam 9 Malam waktu Bali. Untung saja di sebelah saya di temani gadis mungil yang juga baru pertama kalinya menuju Bali dengan menggunakan bus. Sehingga perjalanan tidak terlalu bosen. Rasanya hampir seperti neraka jika perjalanan ini ditempuh dengan ditemani nenek-nenek yang sedang mengumpat karena uang yang disimpannya tiba-tiba diminta saudaranya. Inilah yang terjadi saat bus berjalan dari Lebak Bulus untuk tukar bus di Rawamangun. Syukur Tuhan melihat penderitaan umatnya. Sehingga arah nenek itu ke Jember dan saya ke Denpasar. Tapi ini harus ditebus dengan mulurnya jadwal keberangkatan. Seharusnya perjalanan ini dimulai jam 12 Siang baru jalan jam 4 Sore. Sehingga hampir setengah hari hanya melihat lalu lalang sibuknya para pekerja bus ini melayani pelanggannya yang ingin berlibur. PLTU Paiton merupakan salah satu spot yang saya ingin ambil di perjalanan. Sayang bus tidak mungkin di berhenti hanya untuk memenuhi ego saya sendiri. Bisa-bisa saya di tinggal sama bus. Letak PLTU di pinggir pantai yang biru membuat keinginan untuk memotretnya begitu mengoda sehingga berharap ingin datang lagi untuk memotretnya.

Sayang indahnya perjalanan di bus dan warna langitnya tidak terpenuhi saat bangun pagi di Bali. Kumpulan awan hitam yang mengelayut sudah siap untuk menyirami bumi. Dan terjadilah di hari kedua saya di pulau bali.

24 Desember 2007

Labels:

Tuesday, January 03, 2006

LAST DAY

Niat gue padahal untuk rajin membuat blog adalah satu tahun yang lalu. Tetapi kenyataannya malas dan dikejar-kejar deadline yang menghantui seperti setan membuat niat untuk menulis di blog menjadi terlambat. Anyway di akhir tahun 2005 ternyata membuat titik balik buat gue sendiri untuk memilih terus bertahan menjadi seorang jurnalis atau kembali menjadi seorang Engineer. Sebuah advetorial di koran ternama di Indonesia memberikan kesempatan untuk saya di training menjadi engineer turbin gas di BUMN ternama di kota Paris Van Java.

Memang akhirnya keputusannya kembali kepada rel yang sudah saya lewatkan 2 tahun silam. Tapi the good thing, saya tidak perlu dihantui oleh deadline yang menyebalkan. Dan mungkin ada kesempatan lebih banyak untuk belajar menulis di blog. Harapan untuk mendapatkan kesempatan ini dua tahun silam seperti terwujud kembali meski usia tidak akan mundur. Satu-satunya yang bakal ku rindukan adalah mencoba mobil-mobil baru dan mewah. Rasanya saya akan merindukan kesempatan-kesempatan ini.

Tapi hidup adalah sebuah pilihan, dimana kita tidak bisa memilih dua-duanya. Hanya satu dari pilihan tersebut dengan konsekuensi yang akan kita pilih. Bebe Editor saya benar, saya harus fokus dengan pilihan tersebut. Apapun pilihannya inilah yang saya ambil. Dan wajah kedua orang tua ku pun lebih terlihat bersinar, mungkin inilah harapan mereka untuk anaknya yang selalu menyusahkan.

Mudah-mudahan blog ini akan mengawali seluruh kehidupan di Bandung yang selalu diisi dengan wanita cantik. Apapun wanita cantik itu sudah ada dihati saya, dan aku nggak akan melepaskannya. Meski itu dimatanya aku hanya selalu menjanjikan harapan. Buat bidadariku maafkan aku yang selalu menunda keinginanmu. Inilah babak baru hidupku, dan aku ingin bidadariku yang menemaniku.

ANYWAY CU IN BANDUNG, ADIOS AUTOCAR.....HOPE TO C U AGAIN AUTOCAR

Monday, January 24, 2005

Dewasa

What is dewasa? pertanyaan inilah yang aku tanyakan beberapa hari terakhir ini. Apakah cukup kita berbadan besar saja, atau kita sudah melewati batas umur 17 tahun sehingga kita dianggap dewasa. Sekilas memang benar, untuk melihat fisik seorang yang bisa disebut dewasa adalah batas usia minimal 17 tahun.
Namun kalau kita merunut lebih dalam lagi, pengertian dewasa lebih dari sekadar berusia 17 tahun, tapi bagaimana membuat pikiran menjadi bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan selama ini. Pendek katanya berani bertanggung jawab. Lain halnya dengan orang Islam, setiap laki-laki yang telah mimpi basah atau perempuan yang telah mengalami menstruasi harus memulai belajar bertanggung jawab terhadap semua yang dilakukan dan konsekuensi yang terjadi.